Selasa, 22 April 2008

karakter guru

KARAKTER GURU BAIK MENURUT SAYA :
1. Humoris: dalam mengajar memang guru harus serius tapi dalam mengajar perlu adanya intermezo untuk mengendorkan otot-otot agar tidak tegang.
2. Netral: tidak pilih kasih sama anak didiknya.
3. Motivasi: selalu memberi motivasi anak didiknya agar lebih semangat dalam belajar.
4. Pengetahuan luas: misalnya dengan memberi pengetahuan kepada anak didiknya
sesuatu pengetahuan yang bukan pengetahuan pada bidangnya.
5. Tidak ngelantur: dalam mengajar tidak membahas hal-hal yang tidak seharusnya dibahas seperti bahas tetangganya.
KARAKTERISTIK GURU TERBURUK MENURUT SAYA:
1. Galak: misalnya murid menjawab salah sedikit langsung nyentak.
2. Kekerasan: anak didik salah sedikit langsung main pukul.
3. Pilih kasih: menganak maskan salah satu anak didik.
4. Ngelantur: bila ngajar sampainya kemana-mana mengajarkan hal yang tidak perlu dibahas.
5. Malas: senangnya memberi tugas memang masuk kelas tapi ditinggal tidur.

Jumat, 11 April 2008

teori rousseau dan william

Dalam tingkat yang lebih mendalam dan dalam rentang waktu yang lebih lama, Rousseau menganti beberapa assumsi dasar tentang manusia yang berperadaban dan merubah pola pikir manusia. Pengaruhnya sangat luas tetapi dapat dikelompokan dalam lima topik utama. Pertama, semua ide modern tentang pendidikan telah dipengaruhi oleh doktrin Rousseau, khususnya oleh karyanya Émile (1762). Dia mempopulerkan dan dalam beberapa hal menemukan sifat alam, rasa udara terbuka, pencarian panjang akan kesegaran, spotanitas, sifat sifat alamiah yang menguatkan. Dia memperkenalkan kritik tentang kekomplekan masyarakat. Dia mengidentifikasi dan menunjukan kepalsuan-kepalsuan peradaban. Dia adalah penemu mandi dengan air dingin, latihan yang sistimatis, olahraga untuk pembentukan karakter dan gubuk akhir pekan.
Kedua, dihubungkan dengan penilaiannya terhadap alam, Rosseau mengajarkan ketidakpercayaan terhadap peningkatan progresif dan gradual yang disebabkan oleh budaya materialis. Dalam hal ini, dia menolak pencerahan dan mencari solusi yang jauh lebih radikal. Dia menekankan bahwa penjelasannya sendiri mempunyai kelemahan yang mendasar jika digunakan sebagai alat untuk mengobati masyarakat. Namun ini juga tidak berarti bahwa akal manusia tidak cukup untuk menyebabkan perubahan-perubahan yang diperlukan karena akal merupakan sumber tersembunyi dari wawasan dan intuisi yang harus digunakan untuk merubah pendiktean dari suatu alasan atau suatu penjelasan. Dalam mengikuti alur pemikiran ini, Rosseau menulis karya Confessions yang selesai pada tahun 1770, meskipun tidak dipublikasikan sampai dia meninggal dunia. Ketiga, konsepnya merupakan awal dari pergerakan Romantik dan literatur instropektif modern. Dalam hal ini dia mengambil penemuannya sendiri, hasil karya utama dari Renaissance, serta selangkah lebih maju, meneliti jiwanya sendiri secara mendalam dan memproduksinya untuk inspeksi publik. Ini untuk pertamakalinya para pembaca ditunjukan isi hati, meskipun ini juga merupakan sifat literatur modern. Visinya adalah untuk memperdaya orang agar percaya bahwa hati menunjukan jalan yang salah dan penuh dengan tipu muslihat.
Keempat, konsep yang dipopulerkan oleh Rousseau adalah konsep yang paling dapat menembus semua lapisan. Ketika masyarakat berkembang dari sifat primitif ke sifat kompleks masyarakat perkotaan, dia berpendapat bahwa manusia adalah terkorupsi: sifat individualis yang dia sebut sebagai amour de soi tertransformasi menjadi sebuah naluri yang jauh lebih rusak, disebut amour-prope, yang mengabungkan antara kesombongan dan harga diri. Manusia menghitung dirinya sendiri dengan bagaimana orang berpendapat tentang dirinya. Oleh karena itu, manusia terus mencari agar orang lain terkesan akan dirinya dengan uangnya, kekuatannya, superioritas otak dan moralnya. Sifat individualisnya menjadi kompetitif dan akusitif sehingga dia menjadi asing tidak hanya dari orang lain yang dia lihat sebagai kompetitor tetapi juga dari dirinya sendiri. Keterasingan ini memasukan penyakit psikologis ke dalam diri manusia yang ditandai dengan pembedaan tragis antara penampilan dan kenyataan.
Bahaya dari kompetisi adalah menghancurkan rasa kebersamaan yang merupakan sifat yang dibawa sejak lahir dan mendorong semau manusia untuk berbuat dengan sifat yang jahat termasuk hasrat untuk menguasai orang. Hal ini mengarahkan Roussaeau untuk tidak percaya kepada kepemilikan pribadi sebagai sumber kejahatan sosial. Kelima, topiknya adalah berhubungan dengan inovasinya mengembangkan kritik terhadap Kapitalisme dalam karyanya seperti dalam pembukaan drama Narcisse maupun dalam Discours sur l’inégalité. Dalam karyanya ini, Rousseau mengidentifikasi kepemilikan dan kompetisi untuk mendapatkan kepemilikan tersebut merupakan sumber utama dari keterasingan. Ini merupakan sebuah pemikiran Marx dimana orang lain mengambilnya dengan paksa sebagaimana dengan ide-ide Rousseau tentang evolusi kultural. Bagi dia, “natural’ berarti ‘original’ atau pre-kultural. Semua kultur membawa masalah. Ini karena hubungan manusia dengan manusia lain yang menyebabkan kebiasaan jahatnya, sebagaimana dia paparkan dalam karyanya Émile, ‘Nafas orang berakibat fatal untuk temannya’. Dengan demikian, budaya dimana orang hidup merupakan sebuah perilaku manusia yang terdikte, terkontruksi secara semu, dan berkembang. Dan kita dapat meningkatknya, atau benar-benar mentransformasikanya dengan merubah budaya dan kekuatan kompetitif yang menghasilkanya, yakni, dengan social engineering (teknik sosial).
Ide-ide diatas tersebar secara luas dengan sendirinya dan hampir merupakan sebuah ensiklopedia pemikiran modern. Benar bahwa tidak semua ide-ide tersebut adalah asli miliknya. Bacannya luas: Cescrates, Rabelais, Pascal, Leibnitz, Bayle, Fontenelle, Corneille, Pertrarch, Tasso, dan secara khusus, dia belajar pada Locke dan Montaigne. Germaine De Staël yang percaya bahwa Rousseau mempunyai “kemampuan natural yang paling tinggi yang pernah dianugerahkan pada manusia” menyatakan “Roesseau tidak menemukan apa-apa”. Germanie menambahkan, “ Dia telah menanamkan pahamnya dengan api”. Cara yang sederhana, langsung, penuh kekuatan, dan sungguh-sungguh menunjukan rasa cinta yang tinggi membuat Rousseau menuliskan pahamnya dengan begitu jelas dan segar, sehingga tulisan-tulisannya membuat laki-laki dan wanita-wanita yang membacanya mendapatkan kejutan.
Kemudian, siapakah orang yang menjadi sumber dari kekuatan intelektual dan moral yang luarbiasa dan bagaimana cara dia mendapatkan kekuatan tersebut? Rousseau adalah orang swiss yang lahir di Genewa pada tahun 1712 dan besar sebagai seorang Calvinis. Ayahnya Isaac adalah pembuat jam tetapi tidak sukses, menjadi pengacau dan sering terlibat dalam kekerasan dan kekacauan. Ibunya, Suzanne Bernard, berasal dari keluarga kaya. Dia meninggal tidak lama setelah melahirkan Rousseau. Kedua orang tuanya tidak berasal dari lingkaran keluarga yang membentuk pemerintahan oligarki Genewa dan tidak juga termasuk dalam Dewan Dua Ratus dan Dewan Duapuluh dua Dalam. Tetapi mereka mempunyai hak untuk memilih dan hak hukum istimewa dan Rousseau selalu ingin tahu tentang status superiornya. Ini membuatnya menjadi seorang yang konservatif secara alami dan membuat perenungan sepanjang hidupnya tentang orang yang tidak punya hak suara. Selain itu, keluarganya mempunyai uang yang jumlahnya begitu besar.
Rousseau tidak mempuyai saudara perempuan. Dia mempuyai kakak laki-laki tujuh tahun lebih tua. Rousseau sangat mirip dengan ibunya, itulah maka ayahnya sangat menyayanginya. Perlakuan ayahnya kepadanya terus berubah-ubah dari kasih sayang yang bisa membuat air mata berlinang sampai kekerasan yang menakutkan dan bahkan Jean-Jacques yang disayangi ayahnya ini merasa cara ayahnya membesarkan dia tidak baik, akhirnya dia mengeluhkannya dalam karyanya Émile. Kutipan ini mengambarkannya: ‘Ambisi, kerakusan, tirani, pandangan yang melenceng dari ayah, ketidakacuhan, dan ketidakperasaan adalah jauh lebih berbahaya dibanding dengan kelembutan kasih sayang ibu yang tidak pernah terpikirkan’. Kakaknya menjadi korban keganasan ayahnya. Dia dikirim ke tempat rehabilitasi atas pemintaan ayahnya dengan alasan dia sangat jahat; pada tahun 1723 kakaknya melarikan diri dan setelah itu tidak pernah terlihat lagi. Rousseau kemudian menjadi anak satu satunya yang besar dalam situasi dimana dia bergaul dengan pemimpin-pemimpin modern. Meskipun dibebaskan untuk menikmat hidup dengan caranya sendiri, dia muncul dari masa kecil dengan rasa kehilangan yang kuat dan mungkin sifat pribadi yang paling nampak yaitu merasa kasihan pada diri-sendiri.
Kematian membuatnya kehilangan baik ayah maupun ibu-asuhnya. Dia tidak suka perdagangan yang memberikan penghasilan rendah padanya. Maka pada tahun 1728 dia pergi meninggalkan dunia perdagangan dan menjadi seorang penganut Katholik agar supaya memperoleh perlindungan dari Madame Françoise-Lousie de Warens yang tinggal di Annecy. Penjelasan tentang karir Rousseau sebagaimana yang tercatat dalam karyanya Confessions tidak dapat dipercaya. Tetapi surat-suratnya pribadinya dan sumber-sumber dari industri besar Rosseau dapat digunakan sebagai fakta-fakta penting. Madame de Warens hidup dengan gaji pesiun dari Kerajaan Perancis dan agaknya dia menjadi seorang agen baik untuk Pemerintah Perancis maupun untuk Gereja Katolik Roma. Rousseau tinggal bersamanya dengan biaya hidup ditanggung olehnya selama empat belas tahun (1728 – 1742). Pada saat itu Rousseau menjadi kekasihnya. Selama itu juga ada waktu-waktu tertentu dimana Rousseau pergi jalan-jalan sendiri. Sampai umur tigapuluhan, Rousseau mengalami kegagalan dan ketergantungan, khususnya pada wanita. Dia telah mencoba setidaknya tiga belas pekerja sebagai pengukir, pesuruh, murid seminary, musisi, pegawai negeri, petani, tutor, kasir, penyalin musik, penulis dan sekretaris pribadi. Pada tahun 1743, dia diberi jabatan basah sebagai sekretaris untuk kedutaan Perancis di Venice, Comte de Mantaigu. Ini berlangsung selama sebelas bulan dan dia mengakhirnya dengan pemberhentian dan terbang untuk menghindari penangkapan Senat Venisia. Montaigu menyatakan bahwa sekretarisnya dihukum karena sifat pribadinya yang buruk dan tidak menghormati orang lain. Ini merupakan hasil dari mental yang sakit dan terlalu mementingkan dirinya sendiri.
Beberapa tahun kemudian Rousseau telah menemukan dirinya sendiri sebagai seorang penulis yang berbakat dari lahir. Dia mempunyai ketrampilan hebat yang berhubungan dengan merangkai kata-kata. Dia benar-benar efektif dalam menuliskan kasus-kasusnya sendiri dalam surat tanpa merasa berhati-hati dalam berhubungan dengan fakta-fakta. Sungguh dia mungkin bisa menjadi seorang pengacara yang cerdas. (Salah satu alasan mengapa Montaigu tidak menyukainnya adalah karena kebiasaan Rousseau selalu menguap terus menerus atau bahkan berjalan-jalan ke Jendela ketika sang duta besar, Montaigu berjuang untuk memikirkan kata-kata yang akan ditulis). Pada tahun 1745, Roussseau bertemu dengan seorang tukang cuci muda, Thérèse Levasseur, sepuluh tahun lebih muda umurnya yang mau menjadi wanita simpanannya secara permanen. Ini memberikan semacam kestabilan hidup Rousseau. Pada saat itu dia bertemu dengan tokoh Denis Diredot, seorang kardinal Pencerahan dan kemudian menjadi Editor-in-Chief dari Encyclopédie. Seperti Rousseau, Diderot merupakan seorang anak dari seorang artis dan menjadi prototipe seorang penulis berbakat alami. Dia adalah orang yang baik hati dan bakat ketekunan. Rousseau berhutang banyak kepadanya. Melalui dia, Rousseau bertemu dengan diplomat dan ahli kritik sastra Jerman, Friedrich Melchior Grimm yang sangat terkenal di masyarakat. Grimm membawanya ke salon yang paling radikal Baron d’Holbach yang terkenal sebagai ‘le Maître d’Hotel de la philosophie’.
Kekuatan intelektual Perancis pada tahun 1700 baru berada pada saat permulaan. Namun, kekuatan intelektualnya meningkat secara pesat pada paruh akhir abad ini. Pad tahun 1740-an and 1750-an, posisi para intelektual ini sebagai ahli kritik masyarakat masih berbahaya. Negara ketika merasa terancam oleh mereka masih sangat mungkin untuk cepat mengambil tindakan atas mereka dengan kejam. Rousseau kemudian dengan lantang mengeluhkan penganiayaan atas dirinya. Namun dalam hal ini, sesungguhnya dia tidak banyak menyumbangkan sesuatu dibanding dengan para intelektual lainnya. Voltaire dikurung oleh para pelayan aristokrat yang dia kritik dan kemudian dipenjara di penjara Bastille hampir setahun. Siapa saja yang menjual buku larangan akan dihukum selama sepuluh tahun untuk bekerja sebagai budak, bekerja tanpa digaji. Pada tahun 1749, Diderot ditangkap dan diasingkan di Vincennes karena menulis buku yang membela atheisme. Dia berada disana selama tiga bulan. Rousseau mengunjunginya disana, dan pada saat berjalan di Vincennes, dia melihat selebaran dari Akademi Sastra Dijon yang mengundang untuk perlombaan menulis essay dengan tema “Whether the rebirth of the sciences and the arts has contributed to the improvement of morals’
Episode yang terjadi pada tahun 1750 ini merupakan titik balik dalam kehidupan Rousseau. Dia melihat secercah inspirasi akan apa yang harus ia lakukan. Orang-orang lain yang mengikuti kompetisi itu pada umumnya memberikan penjelasan tentang asal-muasal seni dan ilmu pengetahuan. Rousseau berbeda denga mereka. Dia berargumen tentang superiority alam. Secara tiba-tiba, sebagaimana apa yang dia katakan dalam Confessions, dia menaruh sebuah antusiasme yang berlebih-lebihan untuk ‘kebenaran, kebebasan, dan kebajikan’. Dia berkata bahwa dia telah menyatakan pada dirinya sendiri: ‘Kebajikan, kebenaran! Saya akan meneriakan terus-menerus kebajikan dan kebenaran! Dia menambahkan ‘baju tidurku terendam dengan air mata yang keluar tanpa aku sadari’. Linangan air mata mungkin bisa benar: dia memang mudah mengeluarkan air mata. Yang pasti adalah bahwa Rousseau memutuskan untuk menulis essay sejalan dengan apa yang menjadi inti dari serangkaian keyakinannya, dan memenangkan hadiah karena pendekatannya yang paradoks, dan menjadi terkenal dalam waktu sekejab. Ini merupakan satu kasus seorang laki-laki yang berumur tiga puluh sembilan, yang sampai saat itu hidup dalam kepahitan dan ketidaksuksesan, merindukan perhatian dan ketenaran, dan akhirnya, dia benar-benar memperolehnya. Essaynya sangat lemah dan sekarang hampir tidak dapat dibaca. Selalu, ketika orang melihat kembali peristiwa sastra semacam itu, agaknya tidak dapat dijelaskan bahwa karya yang tidak begitu bermutu telah dapat menghasilkan ledakan ketenaran selebriti; sungguh, kritikan terkenal dari Jules Lemaître menyebut puncak karir instan Rousseau ini sebagai ‘salah satu bukti yang paling kuat yang pernah ada tentang kebodohan manusia’.
Publikasi Discours dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan tidak membuat Rousseau kaya, meskipun buku itu disirkulasikan secara luas dan diproduksi hampir tigar ratus kali, namun jumlah salinan yang terjual sedikit dan penjual bukulah yang menikmati hasil dari karya semacam itu. Disisi lain, ini memberikan jalan bagi Rousseau untuk bergaul dengan kaum aristokrat, yang pada saat itu sangat terbuka untuk para intelektual. Rousseau dapat mensupport dirinya dengan salinan musik (tulisan tangannya sangat bagus) tetapi setelah tahun 1750 dia selalu dalam posisi tergantung kepada keramahtamahan para aristokrat, kecuali (sebagaimana sering tejadi) ketika dia memilih untuk bertengkar dengan siapa saja yang menyingkirkannya karena dianggap tidak berarti. Untuk masalah pekerjaan, dia menjadi seorang penulis yang professional. Dia selalu kaya ide-ide, dan ketika dia ingin menuangkannya, dia mampu menuangkan dengan mudah dan bagus. Tetapi dampak dari buku-bukunya baik semasa hidupnya ataupun jauh sesudahnya sangatlah bervariasi. Bukunya Social Contrat, yang secara umum mengandung kematangan filosofi politiknya yang dia tulis mulai pada tahun 1752 dan akhirnya dipublikasikan sepuluh tahun berikutnya, jarang sekali dibaca sepanjang hidupnya dan hanya dicetak ulang sekali pada tahun 1791. Penelitian dari lima ratus perpustakaan yang memiliki karya yang sejenis menunjukan bahwa hanya satu perpustakaan yang mempunyai salinannya. Seorang sarjana Joan Macdonald yang meneliti 1114 pamflet politik yang dicetak pada tahun 1789-1791 menemukan hanya dua belas yang mencantumkan buku tersebut sebagai referensi. Sebagaimana yang diamati oleh Joan Macdonald: ‘perlu dibedakan antara ketenaran Rousseau dan pengaruh pemikiran politiknya’. Ketenarannya yang dimulai hanya pada penganugerahan hadiah essay. Kemashurannya terus berkibar dan diikuti terbit dua bukunya. Pertama adalah Novelnya La Nouvelle Héloïs, terjemahan dalam bahasa Inggris, Letters of Two Lovers dan yang kedua adalah Clarissa. Ceritannya tentang mengejar, mengoda, pertobatan, hukuman seorang wanita muda, ditulis dengan ketrampilan menulis yang hebat untuk menarik baik para pembaca, khususnya waninta, dan pasar dikaum wanita kelas menengah dengan cita rasa moralitas mereka. Isinya sangat terang-terangan untuk waktu itu, tetapi pesan akhirnya betul-betul pas. Pendeta Paris menuduhnya ‘mengajarkan racun nafsu birahi namun seolah-olah melarangnya’. Kritikan itu menyebabkan penjualannya meningkat. Rousseau mengunakan kata-kata yang sangat menarik pada halaman pembukaan dimana dia mengatakan dengan jelas dan tegas ’gadis yang hanya membaca satu halaman dari buku itu akan kehilangan ruh dari buku tersebut, namun dia juga menambahkan ‘gadis suci tidak membaca cerita-cerita cinta’. Pada kenyataannya gadis suci dan suster-suster membacanya dan menjadikan buku tersebut best-seller meskipun kebanyakan buku yang dijual merupakan buku bajakan.















teori edwar leer thorndike

Teori Belajar yang di Kemukakan Edward Leer Thorndike

Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di amerika serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike di sebut “ Connectionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering juga disebut “Trial and error” dlam rangkan menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penelitiannya terhadap tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku anak-anak dan orang dewasa.

Objek penelitian di hadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dengan stimulasinya.

Ciri-ciri belajar dengan trial and error :

    1. Ada motif pendorong aktivitas
    2. ada berbagai respon terhadap situasi
    3. ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah
    4. ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu.

Kamis, 10 April 2008

teori john dewey

  1. Pemikiran John Dewey Tentang Pendidikan
  1. Pengalaman dan Pertumbuhan
  2. Pemikiran John Dewey banyak dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin (1809-1882) yang mengajarkan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu proses, dimulai dari tingkatan terendah dan berkembang maju dan meningkat. Hidup tidak statis, melainkan bersifat dinamis. All is in the making, semuanya dalam perkembangan. Pandangan Dewey mencerminkan teori evolusi dan kepercayaannya pada kapasitas manusia dalam kemajuan moral dan lingkungan masyarakat, khusunya malalui pendidikan.

    Menurut Dewey, dunia ini penciptaannya belum selesai. Segala sesuatu berubah, tumbuh, berkembang, tidak ada batas, tidak statis, dan tidak ada finalnya. Bahkan, hukum moral pun berubah, berkembang menjadi sempurna. Tidak ada batasan hukum moral dan tidak ada prinsip-prinsip abadi, baik tingkah laku maupun pengetahuan.

    Pengalaman (experience) adalah salah satu kunci dalam filsafat instrumentalisme. Pengalaman merupakan keseluruhan aktivitas manusia yang mencakup segala proses yang saling mempengaruhi antara organisme yang hidup dalam lingkungan sosial dan fisik. Filsafat instrumentalisme Dewey dibangun berdasarkan asumsi bahwa pengetahuan berpangkal dari pengalaman-pengalaman dan bergerak kembali menuju pengalaman. Untuk menyusun kembali pengalaman-pengalaman tersebut diperlukan pendidikan yang merupakan transformasi yang terawasi dari keadaan tidak menentu ke arah keadaan tertentu. Pandangan Dewey mengenai pendidikan tumbuh bersamaan dengan kerjanya di laboratorium sekolah untuk anak-anak di University of Chicago. Di lembaga ini, Dewey mencoba untuk mengupayakan sekolah sebagai miniatur komunitas yang menggunakan pengalaman-pengalaman sebagai pijakan. Dengan model tersebut, siswa dapat melakukan sesuatu secara bersama-sama dan belajar untuk memantapkan kemampuannya dan keahliannya.

    Sebagai tokoh pragmatisme, Dewey memberikan kebenaran berdasarkan manfaatnya dalam kehidupan praktis, baik secara individual maupun kolektif. Oleh karenanya, ia berpendapat bahwa tugas filsafat memberikan garis-garis arahan bagi perbuatan. Filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran metafisik yang sama sekali tidak berfaedah. Filsafat harus berpijak pada pengalaman dan menyelidiki serta mengolah pengalaman tersebut secara aktif dan kritis. Dengan cara demikian, filsafat menurut Dewey dapat menyusun norma-norma dan nilai-nilai.

  3. Tujuan Pendidikan

Dalam menghadapi industrialisasi Eropa dan Amerika, Dewey berpendirian bahwa sistem pendidikan sekolah harus diubah. Sains, menurutnya, tidak mesti diperoleh dari buku-buku, melainkan harus diberikan kepada siswa melalui praktek dan tugas-tugas yang berguna. Belajar harus lebih banyak difokuskan melalui tindakan dari pada melalui buku. Dewey percaya terhadap adanya pembagian yang tepat antara teori dan praktek. Hal ini membuat Dewey demikian lekat dengan atribut learning by doing. Yang dimaksud di sini bukan berarti ia menyeru anti intelektual, tetapi untuk mengambil kelebihan fakta bahwa manusia harus aktif, penuh minat dan siap mengadakan eksplorasi.

Dalam masyarakat industri, sekolah harus merupakan miniatur lokakarya dan miniatur komunitas. Belajar haruslah dititiktekankan pada praktek dan trial and error. Akhirnya, pendidikan harus disusun kembali bukan hanya sebagai persiapan menuju kedewasaan, tetapi pendidikan sebagai kelanjutan pertumbuhan pikiran dan kelanjutan penerang hidup. Sekolah hanya dapat memberikan kita alat pertumbuhan mental, sedangkan pendidikan yang sebenarnya adalah saat kita telah meninggalkan bangku sekolah, dan tidak ada alasan mengapa pendidikan harus berhenti sebelum kematian menjemput.

Tujuan pendidikan adalah efisiensi sosial dengan cara memberikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan demi pemenuhan kepentingan dan kesejahteraan bersama secara bebas dan maksimal. Tata susunan masyarakat yang dapat menampung individu yang memiliki efisiensi di atas adalah sistem demokrasi yang didasarkan atas kebebasan, asas saling menghormati kepentingan bersama, dan asas ini merupakan sarana kontrol sosial. Mengenai konsep demokrasi dalam pendidikan, Dewey berpendapat bahwa dalam proses belajar siswa harus diberikan kebebasan mengeluarkan pendapat. Siswa harus aktif dan tidak hanya menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru. Begitu pula, guru harus menciptakan suasana agar siswa senantiasa merasa haus akan pengetahuan.

Karena pendidikan merupakan proses masyarakat dan banyak terdapat macam masyarakat, maka suatu kriteria untuk kritik dan pembangunan pendidikan mengandung cita-cita utama dan istimewa. Masyarakat yang demikian harus memiliki semacam pendidikan yang memberikan interes perorangan kepada individu dalam hubungan kemasyarakatan dan mempunyai pemikiran yang menjamin perubahan-perubahan sosial.

Dasar demokrasi adalah kepercayaan dalam kapasitasnya sebagai manusia. Yakni, kepercayaan dalam kecerdasan manusia dan dalam kekuatan kelompok serta pengalaman bekerja sama. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa semua dapat menumbuhkan dan membangkitkan kemajuan pengetahuan dan kebijaksanaan yang dibutuhkan dalam kegiatan bersama.

Ide kebebasan dalam demokrasi bukan berarti hak bagi individu untuk berbuat sekehendak hatinya. Dasar demokrasi adalah kebebasan pilihan dalam perbuatan (serta pengalaman) yang sangat penting untuk menghasilkan kemerdekaan inteligent. Bentuk-bentuk kebebasan adalah kebebasan dalam berkepercayaan, mengekspresikan pendapat, dan lain-lain. Kebebasan tersebut harus dijamin, sebab tanpa kebebasan setiap individu tidak dapat berkembang.

Filsafat tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, karena filsafat pendidikan merupakan rumusan secara jelas dan tegas membahas problema kehidupan mental dan moral dalam kaitannya dengan menghadapi tantangan dan kesulitan yang timbul dalam realitas sosial dewasa ini. Problema tersebut jelas memerlukan pemecahan sebagai solusinya. Pikiran dapat dipandang sebagai instrumen yang dapat menyelesaikan problema dan kesulitan tersebut.

Di dalam filsafat John Dewey disebutkan adanya experimental continum atau rangkaian kesatuan pengalaman, yaitu proses pendidikan yang semula dari pengalaman menuju ide tentang kebiasaan (habit) dan diri (self) kepada hubungan antara pengetahuan dan kesadaran, dan kembali lagi ke pendidikan sebagai proses sosial. Kesatuan rangkaian pengalaman tersebut memiliki dua aspek penting untuk pendidikan, yaitu hubungan kelanjutan individu dan masyarakat serta hubungan kelanjutan pikiran dan benda.


Aplikasi Teori Kebutuhan Maslow di Sekolah

Pemikiran Maslow tentang Teori Hierarki Kebutuhan Individu sudah dikenal luas, namun aplikasinya untuk kepentingan pendidikan siswa di sekolah tampaknya belum mendapat perhatian penuh. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah seyogyanya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan siswanya.

Berikut ini ringkasan tentang beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah dalam mengaplikasikan teori kebutuhan Maslow.

1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis:

  • Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.
  • Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat
  • Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
  • Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.

2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:

  • Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
  • Adanya ekspektasi yang konsisten
  • Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil.
  • Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.

3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:

a. Hubungan Guru dengan Siswa:

  • Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian : empatik, peduli dan intereres terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
  • Guru dapat menerapkan pembelajaran individua dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya)
  • Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
  • Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya.
  • Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya.

b. Hubungan Siswa dengan Siswa:

  • Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya di antara siswa
  • Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian.
  • Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
  • Sekolah mengembangkan tutor sebaya
  • Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.

4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:

a. Mengembangkan Harga Diri Siswa

  • Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya (scaffolding)
  • Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
  • Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa
  • Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi
  • Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan
  • Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
  • Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mengkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.

b. Penghargaan dari pihak lain

  • Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
  • Mengembangkan program “star of the week”
  • Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
  • Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap sisiwa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.
  • Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.

c. Pengetahuan dan Pemahaman

  • Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
  • Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry
  • Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
  • Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir filosofis dan berdiskusi.

d. Estetik

  • Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik
  • Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
  • Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
  • Memelihara sarana dan pra sarana yang ada di sekeliling sekolah
  • Ruangan yang bersih dan wangi
  • Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah

5. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri

  • Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaiknya
  • Memberikan kekebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya
  • Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
  • Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa.
  • Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif